Senin, 25 November 2013

Manusia Pertama yang Tidur di Luar Angkasa



                Semua orang tahu bahwa Yuri Gagarin adalah orang pertama yang ke luar angkasa (astronot pertama). Apa kita tahu siapa orang kedua dari Uni Soviet yang menjadi astronot? Orang tersebut bernama Germann Titov. Dia adalah orang kedua di Uni Soviet yang menjadi astronot.
                Titov selalu dibayang-bayangi ketenaran Yuri Gagarin sehingga tidak begitu terkenal, tetapi banyak catatan ‘pelopor pertama di dunia’. Dia terbang ke luar angkasa menaiki Vostok 2 pada 6 Agustus 1961, yaitu 4 bulan setelah keberangkatan Yuri Gagari. Saat itu diaberumur 25 tahun sehingga dia menjadi astronot paling muda pertama di dunia.
Selain itu, sementara astronot lain langsung kembali ke bumi setelah pergi ke luar angkasa, Titov tidak. Dia berada disana selama kira-kira 25 jam dalam pessawat dan mengitari bumi sebanyak 17 putaran. Selama itu di dalam pesawat, dia tidur dan juga makan dengan krim dan jelly yang ada di dalam botol pipa. Karena itu, dia menjadi orang pertama yang makan di luar angkasa, dan orang pertama yang tidur di luar angkasa. Namun, dia mengatakan makan di sana tidak ada rasanya dan tidurpun sangat tidak nyaman.

 Germann Titov

Yuri Gagarin

Minggu, 24 November 2013

Gelombang Pada Otak




Otak Anda terdiri dari milyaran sel otak yang disebut neuron. Setiap neuron saling berkomunikasi (menjalin hubungan) dengan memancarkan gelombang listrik. Gelombang listrik yang dikeluarkan oleh neuron dalam otak inilah yang disebut "gelombang otak" atau brainwave. Jadi yang disebut gelombang otak adalah "arus listrik" yang dikeluarkan oleh otak. Apabila otak tidak lagi mengeluarkan gelombang otak, maka kita tahu bahwa otak tersebut sudah mati.

Gelombang otak bisa diukur dengan peralatan Electroencephalograph (EEG). Diketahui bahwa frekuensi gelombang otak yang dihasilkan oleh neuron bervariasi antara 0-30 Hz dan digolongkan menjadi gelombang delta, theta, alpha dan beta. Setiap gelombang punya karakteristik yang berbeda-beda serta menandakan kondisi mental seseorang.

Ilustrasi gelombang listrik (brainwave)
yang dikeluarkan oleh neuron otak.


Grafik gelombang otak
dari Delta hingga Beta.

Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai karakteristik empat jenis gelombang otak yang umumnya muncul pada setiap orang.

Gelombang Beta: Waspada, Konsentrasi.
Kondisi gelombang otak Beta (13-30 Hz) menjaga pikiran kita tetap tajam dan terfokus. Dalam kondisi Beta, otak Anda akan mudah melakukan analisis dan penyusunan informasi, membuat koneksi, dan menghasilkan solusi-solusi serta ide-ide baru. Beta sangat bermanfaat untuk produktivitas kerja, belajar untuk ujian, persiapan presentasi, atau aktivitas lain yang membutuhkan konsentrasi dan kewaspadaan tinggi.

Gelombang Alpha: Kreativitas, Relaksasi, Visualisasi
Gelombang otak Alpha (8-13 Hz) sangat kontras dibandingkan dengan kondisi Beta. Kondisi relaks mendorong aliran energi kreativitas dan perasaan segar, sehat. Kondisi gelombang otak Alpha ideal untuk perenungan, memecahkan masalah, dan visualisasi, bertindak sebagai gerbang kreativitas kita.

Gelombang Theta: Relaksasi mendalam, Meditasi, Peningkatan Memori
Lebih lambat dari Beta, kondisi gelombang otak Theta (4-8 Hz) muncul saat kita bermimpi pada tidur ringan. Atau juga sering dinamakan sebagai mengalami mimpi secara sadar. Frekuensi Theta ini dihubungkan dengan pelepasan stress dan pengingatan kembali memori yang telah lama. Kondisi “senjakala” (twilight) dapat digunakan untuk menuju meditasi yang lebih dalam, menghasilkan peningkatan kesehatan secara keseluruhan, kebutuhan kurang tidur, meningkatkan kreativitas dan pembelajaran.

Gelombang Delta: Penyembuhan, Tidur Sangat Nyenyak.
Kondisi Delta (0.5-4 Hz), saat gelombang otak semakin melambat, sering dihubungkan dengan kondisi tidur yang sangat dalam. Beberapa frekuensi dalam jangkauan Delta ini diiringi dengan pelepasan hormon pertumbuhan manusia (Human Growth Hormone), yang bermanfaat dalam penyembuhan. Kondisi Delta, jika dihasilkan dalam kondisi terjaga, akan menyediakan peluang untuk mengakses aktivitas bawah sadar, mendorong alirannya ke pikiran sadar. Kondisi Delta juga sering dihubungkan dengan manusia-manusia yang memiliki perasaan kuat terhadap empati dan intuisi.

Pandangan keliru yang selama ini ada dalam benak banyak orang adalah otak hanya menghasilkan satu jenis gelombang pada suatu saat. Saat kita aktif berpikir kita berada pada gelombang beta. Kalau kita rileks kita berada di alfa. Kalau sedang melamun, kita di theta. Dan, kalau tidur lelap kita berada di delta. Pandangan itu salah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada suatu saat, pada umumnya, otak kita menghasilkan empat jenis gelombang  secara bersamaan, namun dengan kadar yang berbeda. Misalnya dalam kondisi tidur, otak kita lebih banyak memproduksi gelombang delta, tapi tetap memproduksi theta, alpha dan beta walaupun kadarnya sedikit.

Setiap orang punya pola gelombang otak yang unik dan selalu konsisten. Keunikan itu tampak pada komposisi jenis gelombang pada saat tertentu. Komposisi gelombang otak itu menentukan tingkat kesadaran seseorang. Meditasi adalah salah satu cara paling kuno untuk mengatur pola gelombang otak. Sedangkan bagi masyarakat modern yang sibuk, Terapi Gelombang Otak menjadi salah satu cara favorit untuk mengatur pola gelombang otak agar sesuai dengan kebutuhan.

Sebenarnya, selain 4 jenis gelombang yang kami sebutkan diatas (Delta, Theta, Alpha dan Beta) masih ada gelombang otak yang lebih tinggi yaitu Gamma dengan frekuensi 40-99 Hz, HyperGamma dengan frekuensi tepat 100 Hz dan gelombang Lambda dengan frekuensi tepat 200 Hz. Menurut Dr. Jeffrey. D. Thompson, dari Center for Acoustic Research, gelombang HyperGamma dan Lambda berhubungan dengan kemampuan supranatural, metafisika atau paranormal.

Sedangkan Gelombang Gamma terjadi ketika seseorang mengalami aktifitas mental yang sangat tinggi, misalnya sedang berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil dimuka umum, sangat panik, ketakutan, terburu-buru karena dikejar deadline pekerjaan atau keadaan lain yang sangat menegangkan bagi orang tersebut.
 

Apa itu Terapi Gelombang Otak?

Pola gelombang otak Anda menentukan keadaan mental Anda. Apakah Anda sedang bersemangat, berenergi, produktif, kreatif, bergembira atau sedang  malas, sedih, stress, cemas, susah konsentrasi atau depresi, semua itu dipengaruhi oleh pola gelombang otak yang dikeluarkan oleh sel-sel saraf di otak Anda.

Gelombang otak menentukan keadaan pikiran Anda. Terapi Gelombang Otak (neurotherapy) merupakan sebuah cara untuk mengatur pola gelombang otak Anda sesuai kebutuhan, agar anda mendapatkan kondisi pikiran sesuai yang Anda inginkan.

Terapi Gelombang Otak bisa didefinisikan sebagai suatu usaha merangsang otak agar menghasilkan gelombang otak dengan pola/frekuensi tertentu sesuai kebutuhan. Cara perangsangannya bisa dengan gelombang suara atau kilatan cahaya. Dari dua cara tersebut, yang paling populer adalah perangsangan gelombang suara karena dinilai lebih efektif, lebih murah dan mudah digunakan.

Dalam dunia teknologi pikiran dikenal dengan "frequency following response" yang merupakan fenomena alami yang dimiliki otak manusia. Frequency Following Response adalah sebuah keadaan dimana otak cenderung menyesuaikan frekuensinya dengan frekuensi rangsangan suara atau cahaya yang diterima otak melalui telinga atau mata.

Sebagai penutup artikel ini, kami ingin Anda paham satu hal. Bahwa setiap frekuensi gelombang punya efek tersendiri terhadap tubuh dan pikiran Anda. Misalnya gelombang otak dengan frekuensi 6Hz dan 7,83Hz sama-sama termasuk kategori gelombang theta. Namun keduanya punya pengaruh yang sangat berbeda terhadap otak Anda.

Dalam dunia Terapi Gelombang Otak, kita juga mengenal istilah Brainwave Pattern atau Pola Gelombang Otak. Pola gelombang otak adalah sebuah komposisi dari berbagai frekuensi gelombang otak yang terjadi pada otak seseorang. Pola gelombang otak menentukan kondisi mental seseorang. Ada pola gelombang otak untuk tidur, ada pola gelombang otak untuk mimpi, ada pola gelombang otak untuk semangat serta gembira, tapi ada juga pola gelombang otak penderita ADHD, depresi, OCD dan sebagainya. Semua itu bisa diukur dan diamati dengan peralatan Q-EEG. 

Rabu, 20 November 2013

Mengapa Orbit Planet Berbentuk Elips?







Orbit benda-benda di tata Surya. Kredit: abovetopsecret site
Pada suatu masa, ketika Sir Isaac Newton sedang duduk di bawah pohon apel, sebuah apel jatuh ke pangkuannya. Dari kejadian inilah muncul pemikiran tentang hakikat gravitasi yang menjadi dasar dalam ilmu fisika. Newton kemudian menjadi orang pertama yang mengemukakan hukum gaya gravitasi dan pengaruhnya pada gerak benda-benda. Ia juga yang mengemukakan bahwa Bulan mengelilingi Bumi itu karena gaya yang sama dengan gaya yang menyebabkan apel jatuh.
Menurut Newton, gaya gravitasi makin lemah bila jarak kedua benda dijauhkan. Dan gaya gravitasi akan semakin besar kalau jumlah materi yang dikandung suatu benda makin banyak
Benda yang Bergerak Melingkar
Sebuah benda ketika tidak mengalami gaya apapun akan bergerak lurus dengan kecepatan tetap. Tapi benda akan bergerak melingkar jika ada gaya yang mengarah ke pusat. Gaya ini yang kita kenal sebagai gaya sentripetal.
Contoh : batu diikat dengan tali kemudian diayunkan maka batu itu akan berayun bergerak melingkar. Dalam kasus ini gaya tegangan tali akan bertindak sebagai gaya sentripetal. Jika tali diputus maka gaya melingkar tidak akan ada lagi dan batu akan melayang dengan gerak lurus beraturan. tapi, gravitasi BUmi akan menariknya untuk jatuh.
Untuk kasus Bulan, gerak melingkar Bulan karena padanya bekerja gaya tarik gravitasi Bumi. Dan untuk kasus planet gerak melingkar terjadi karena pada planet bekerja gaya gravitasi dari bintang induk. Untuk kasus Tata Surya gaya yang bekerja adalah gaya gravitasi Matahari terhadap planet-planetnya.
Sejarah Pengukuran 
Bagi orang Yunani kuno, lingkaran merupakan bentuk yang mulia. Perhitungan secara ilmiah pertama kali dilakukan oleh Aristachrus dari Samos (310-230 BC). Ia mencoba menghitung sudut Bulan-Bumi-Matahari dan mencari perbandingan jarak dari Bumi-Matahari, dan Bumi-Bulan. Aristachrus juga merupakan orang pertama yang menyimpulkan Bumi bergerak mengelilingi Matahari dalam lintasan berbentuk lingkaran yang menjadi titik awal teori Heliosentris.
Teori heliosentris kemudian berkembang dan mulai dikenal ketika Nicolaus Copernicus (1473-1543)  secara terang-terangan menyatakan bahwa Matahari merupakan pusat sistem Tata Surya, dan Bumi bergerak mengeliinginya dalam orbit lingkaran. Untuk masalah orbit, data yang didapat Copernicus memperlihatkan adanya indikasi penyimpangan kecepatan sudut orbit planet-planet. Namun ia mempertahankan bentuk orbit lingkaran. Teori heliosentris disampaikan Copernicus yang lahir  tanggal 19 Februari 1473 dalam publikasinya yang berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium kepada Paus Pope III dan diterima oleh gereja.
Tapi dikemudian hari setelah kematian Copernicus pandangan gereja berubah ketika pada akhir abad ke-16 filsuf Italy, Giordano Bruno, menyatakan semua bintang mirip dengan Matahari dan masing-masing memiliki sistem planetnya yang dihuni oleh jenis manusia yang berbeda. Pandangan inilah yang menyebabkan ia dibakar dan teori Heliosentris dianggap berbahaya karena bertentangan dengan pandangan gereja yang menganggap manusialah yang menjadi sentral di alam semesta.
Lahirnya Hukum Kepler
Walaupun Copernicus telah menerbitkan tulisannya tentang Teori Heliosentris, tidak semua orang setuju dengannya. Salah satunya, Tycho Brahe (1546-1601) dari Denmark yang mendukung teori matahari dan bulan mengelilingi bumi sementara planet lainnya mengelilingi matahari. Tahun 1576, Brahe membangun sebuah observatorium di pulau Hven, di laut Baltic dan melakukan penelitian disana sampai kemudian ia pindah ke Praha pada tahun 1596.
Di Praha, Brahe menghabiskan sisa hidupnya menyelesaikan tabel gerak planet dengan bantuan asistennya Johannes Kepler (1571-1630). Setelah kematian Brahe, Kepler menelaah data yang ditinggalkan Brahe dan menemukan bahwa orbit planet tidak sirkular melainkan berbentuk elips dengan Matahari berada di titik fokus elips itu.
Kepler kemudian mengeluarkan tiga hukum gerak orbit yang dikenal sampai saat ini yaitu ;
1.     Planet bergerak dalam orbit elips mengelilingi matahari sebagai pusat sistem.
2.     Radius vektor menyapu luas yang sama dalam interval waktu yang sama.
3.     Kuadrat kala edar planet mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata dari matahari.
Kepler menuliskan pekerjaannya dalam sejumlah buku, diantaranya adalah Epitome of The Copernican Astronomy dan segera menjadi bagian dari daftar Index Librorum Prohibitorum yang merupakan buku terlarang bagi umat Katolik. Dalam daftar ini juga terdapat publikasi Copernicus, De Revolutionibus Orbium Coelestium.
Apa itu Elips?
Elips merupakan tempat kedudukan dari titik-titik yang jumlah jaraknya ke titik fokus adalah tetap.

Gambar 1: Titik Fokus Elips
a = setengah sumbu besar (semimajor axis)
b = setengah sumbu kecil (semiminor axis)
ae = jarak titik focus ke pusat elips

Pada Elips d1+d2 adalah tetap
Jadi dimanapun sebuah titik di lintasan elips jaraknya akan selalu tetap yakni:
d1 + d2 = tetap = 2a


Irisan kerucut. Kredit: sun.za
Orbit suatu benda mengitari benda lain dalam orbit Kepler tidak hanya berupa elips, tetapi secara umum orbit itu berupa irisan kerucut yaitu :
·         Berbentuk lingkaran: e = 0
·         Berbentuk elips: 0 < e < 1
·         Berbentuk parabola: e = 1
·         Berbentuk hiperbola: e > 1
e adalah nilai eksentrisitas irisan kerucut yang juga dikenal sebagai eksntrisitas sebuah orbit. Eksentrisitas merupakan parameter orbit untuk menentukan bentuk sebuah orbit dan seberapa besar dia mengalami perubahan dari bentuk lingkaran dengan nilai merentang dari 0 – 1 untuk menentukan bentuk lintasan orbit sebuah benda.
Kondisi lingkaran dengan e=0 adalah kondisi yang sangat ideal, yang berlaku pada sistem dua-benda tak terganggu, (hanya meninjau interaksi dua benda saja), dengan massa yang berada di pusat sistem jauh lebih dominan dibanding massa yang mengitarinya (dengan kata lain, massa pusat sistem tepat berada di pusat lingkaran).
Akan tetapi kenyataannya, ada lebih dari dua obyek yang memiliki massa yang berinteraksi pada sistem, seperti Tata Surya, walaupun massa Matahari adalah 99% massa dari seluruh sistem Tata Surya, akan tetapi tidak serta merta pengaruh gaya gravitasi massa planet bisa saling mengabaikan. Oleh karena itu pusat massa sistem tidaklah berada tepat pada pusat massa Matahari, dan demikian juga planet-planet tidak bergerak dengan e = 0, akan tetapi dengan eksentrisitas yang sedikit lebih besar dari nol, artinya cenderung mengikuti gerak elips, sebagaimana yang telah teramati selama ini.
Pericenter & Apocenter
Dalam lintasan orbit berbentuk elips, tentu ada titik terjauh (apocenter) dan titik terdekat (pericenter).
Pada orbit elips ini, kecepatan tertinggi dicapai saat objek berada di pericenter dan kecepatan terendah dicapai saat objek berada di apocenter. Orbit seperti ini mengikuti Hukum Kepler.
Hukum Kepler adalah manifestasi dari Hukum Newton mengenai gerak benda di bawah pengaruh gravitasi, untuk kasus spesifik yaitu orbit elips. Akselerasi yaitu perubahan kecepatan yang dialami sebuah objek bergantung pada besarnya gaya gravitasi yang dialami objek tersebut. Besarnya gaya gravitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara objek.
Saat sebuah planet bergerak mendekati Matahari, ia akan merasakan gaya gravitasi yang semakin besar dan oleh karena itu ia mengalami percepatan dan kecepatannya meningkat. Planet tersebut memperoleh tambahan energi kinetik yaitu energi yang muncul karena pergerakan suatu objek.
Saat mencapai perihelion (titik terdekat dari Matahari), gabungan antara kecepatan maksimum planet dan tarikan gaya gravitasi menuju Matahari melontarkan kembali planet tersebut menjauhi Matahari. Meskipun bergerak menjauhi Matahari, tarikan gaya gravitasi dari Matahari masih akan dirasakan dan planet akan mengalami perlambatan. Saat ketika planet mencapai aphelion adalah saat ketika planet tersebut kembali bergerak mendekati Matahari. Dengan demikian siklus ini berulang kembali.
Untuk kasus planet di bintang lain, bentuk orbitnya juga berupa elips dan para ilmuwan bisa mengetahui bentuk orbitnya dari nilai eksentrisitas si planet.